“Kehadiran kita semua pada momen yang bermartabat ini jadi bukti
nyata adanya keseriusan komitmen kita khususnya para tokoh adat untuk bersama
pemerintah berbicara dari hati ke hati tentang berbagai persoalan dan tantangan
yang dihadapi , sehingga persoalan dan tantangan yang kita temukan bisa jadikan
peluang untuk bagaimana bangun wilayah masing-masing berdasarkan potensi dan
kekuatan yang dimiliki”. Ujar Bupati Ende, Ir. Marselinus Y. W. Petu saat
membuka kegiatan Rapat Koordinasi Antara Pemerintah Kabupaten Ende dengan para
Tokoh Adat bertempat di Museum Tenun Ikat Jln. Soekarno, Selasa (7/8/18).
Bupati Marsel Petu mengatakan, dirinya bersama Wakil Bupati
Drs. H. Djafar H. Achmad,MM menyadari bahwa untuk membangun wilayah kabupaten
Ende dengan berbagai persoalan yang kompleks tidak bisa dilakukan sendiri.
Membangun Ende menurutnya, harus ada dukungan dari semua komponen masyarakat
yang ada termasuk para Tokoh adat.
Menurut Bupati Marsel, Dia bersama Wabup Djafar, merasa betapa
pentingnya kolaborasi peran antara Pemerintah, tokoh adat dan tokoh agama
sehingga semua komponen dengan kewenangan masing-masing diharapkan dapat
memberikan pemahaman dan ruang bagi masyarakat untuk mau terlibat secara nyata
membangun wilayah ini.
Moment pertemuan seperti ini demikian Bupati, sebenarnya menjadi tempat yang paling tepat untuk kita bertukar pikiran dan berbicara dari hati ke hati terkait persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat untuk kemudian secara bersama-sama mencari jalan keluarnya. Hanya dalam kebersamaan yang tulus dan harmonis semua pihak dapat mencapai kesepahaman bagaimana berbagi peran dalam membangun Kabupaten Ende.
Tambahnya, guna percepatan pembangunan di wilayah ini, maka keterlibatan semua komponen masyarakat menjadi penting dan paling utama. Karena harus dipahami bahwa hanya dalam bingkai kerjasama dan sama-sama bekerja kita dapat memperoleh hasil sesuai visi-misi kabupaten Ende yang telah ditetapkan dengan selalu mengedepankan sinergitas Segitiga Kekuatan Bekerja Membangun Kabupaten Ende yang merupakan suatu strategi inovasi memanfaatkan 3 (Tiga) Kekuatan utama yaitu Pemerintah, Agama dan Adat yang dikenal dengan “Model Lika Mboko Telu”.
Humas
Ende/Helen Mei (eln))
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !